Kenali Gejala Kejang pada Anak dan Penanganannya
ARTICLE INFORMATION
6/10/20243 min baca


Kejang pada anak merupakan fenomena yang kompleks, ditandai oleh aktivitas listrik abnormal di otak yang terjadi secara mendadak. Kejang ini bisa berlangsung sangat cepat sehingga hampir tidak terlihat, dan dalam beberapa kasus yang lebih parah, dapat menyebabkan ketidaksadaran serta getaran tubuh yang tidak terkendali. Durasi dan tingkat keparahan kejang dapat sangat bervariasi antara satu anak dengan lainnya. Beberapa anak mungkin hanya mengalami kejang sekali, sementara yang lain mungkin mengalaminya berulang kali.
Secara umum, kejang terbagi menjadi dua kategori utama: kejang fokal dan kejang umum. Kejang fokal dimulai dari satu area tertentu di otak dan bisa menyebar ke area lain, sementara kejang umum melibatkan seluruh otak sejak awal. Gejala kejang fokal bisa termasuk perubahan kesadaran, gerakan tubuh yang tidak biasa, atau sensasi yang aneh, seperti rasa kebas atau kesemutan. Di sisi lain, kejang umum sering kali menyebabkan penurunan kesadaran secara tiba-tiba dan gerakan tubuh yang berulang atau kaku.
Penting untuk memahami bahwa tidak semua kejang berhubungan dengan epilepsi. Epilepsi adalah kondisi neurologis kronis yang ditandai oleh kejang berulang tanpa penyebab yang jelas. Menurut statistik, kurang dari 1 dari 10 orang yang mengalami kejang akan didiagnosis menderita epilepsi. Ini menunjukkan bahwa banyak faktor lain, seperti demam tinggi, infeksi, atau cedera kepala, dapat memicu serangan kejang pada anak tanpa adanya kondisi epilepsi yang mendasarinya.
Menjadi waspada terhadap tanda-tanda awal dan memahami berbagai jenis kejang sangat penting bagi orang tua dan penjaga. Dengan pengetahuan ini, mereka dapat lebih siap untuk merespons dengan tepat dan mencari bantuan medis yang diperlukan. Kejang pada anak memerlukan perhatian medis yang segera, terutama jika kejang berlangsung lebih dari lima menit atau terjadi berulang kali dalam waktu singkat. Penanganan yang tepat sangat penting untuk memastikan kesejahteraan anak dalam jangka panjang.
Gejala Kejang pada Anak yang Harus Diwaspadai
Gejala kejang pada anak dapat sangat bervariasi tergantung pada jenis kejang yang dialami. Penting bagi orang tua untuk mengenali gejala ini agar dapat segera memberikan pertolongan pertama dan mencari bantuan medis. Beberapa gejala umum yang harus diwaspadai antara lain perubahan mendadak dalam perilaku atau kesadaran, gerakan tubuh yang tidak terkendali seperti kaku atau berkedut, kehilangan kesadaran, dan kebingungan setelah kejang.
Perubahan mendadak dalam perilaku atau kesadaran bisa menjadi tanda awal kejang. Anak mungkin tampak linglung, tidak responsif, atau mengalami perubahan suasana hati yang tiba-tiba. Gejala ini sering kali sulit dikenali karena durasinya yang singkat, namun penting untuk diperhatikan.
Gerakan tubuh yang tidak terkendali juga merupakan gejala kejang yang umum. Anak bisa mengalami gerakan kaku atau berkedut yang berulang. Gerakan ini mungkin terjadi pada satu bagian tubuh atau menyebar ke seluruh tubuh. Kejang jenis ini biasanya terlihat jelas dan seringkali menimbulkan kekhawatiran bagi orang tua.
Kehilangan kesadaran adalah gejala lain yang tidak boleh diabaikan. Anak yang mengalami kejang mungkin tiba-tiba pingsan atau tidak merespons rangsangan eksternal. Kondisi ini bisa berlangsung beberapa detik hingga beberapa menit dan memerlukan perhatian medis segera.
Setelah kejang, anak mungkin mengalami kebingungan atau disorientasi. Mereka mungkin tidak ingat apa yang baru saja terjadi atau merasa sangat lelah dan lemah. Kebingungan ini bisa berlangsung beberapa menit hingga beberapa jam setelah kejang berakhir.
Mengenali gejala-gejala ini sangat penting untuk memberikan penanganan yang tepat. Orang tua harus selalu waspada terhadap perubahan perilaku atau fisik pada anak mereka dan segera mencari bantuan medis jika mencurigai adanya kejang. Dengan pemahaman yang baik tentang gejala kejang, upaya penanganan dapat dilakukan lebih cepat dan efektif.
Penanganan kejang pada anak memerlukan langkah-langkah cepat dan tepat untuk memastikan keselamatan dan kesehatan anak. Pertama-tama, pastikan anak berada di tempat yang aman untuk menghindari cedera. Singkirkan benda-benda berbahaya di sekitarnya dan jauhkan anak dari tempat yang berpotensi menyebabkan jatuh atau terluka. Jangan mencoba untuk menahan gerakan kejang anak, karena ini dapat menyebabkan cedera tambahan.
Selama kejang berlangsung, penting untuk menjaga jalan napas anak tetap terbuka. Posisi anak miringkan agar cairan atau muntahan bisa keluar dengan mudah, mengurangi risiko tersedak. Jangan memasukkan apapun ke dalam mulut anak, termasuk makanan, minuman, atau obat-obatan, selama kejang berlangsung. Memasukkan benda ke dalam mulut dapat menyebabkan cedera atau menghalangi jalan napas.
Setelah kejang berhenti, biarkan anak beristirahat. Biasanya, anak akan merasa lelah dan bingung setelah mengalami kejang. Berikan waktu untuk pulih dan pantau kondisinya secara seksama. Segera hubungi tenaga medis untuk mendapatkan bantuan lebih lanjut dan memastikan bahwa anak menerima perawatan yang tepat.
Jika kejang pada anak terjadi secara berulang, dokter mungkin akan meresepkan obat anti-kejang untuk membantu mengontrol dan mengurangi frekuensi kejang. Selain itu, dokter juga akan memberikan panduan perawatan jangka panjang yang mencakup pemeriksaan rutin dan penyesuaian dosis obat sesuai kebutuhan anak. Pengelolaan kondisi ini secara tepat sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup anak dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
Dengan memahami penanganan dan pertolongan pertama pada kejang anak, orang tua dan pengasuh dapat lebih siap menghadapi situasi darurat ini. Langkah-langkah yang cepat dan tepat dapat membantu mengurangi risiko cedera dan memastikan anak mendapatkan perawatan medis yang diperlukan sesegera mungkin.
KONTAK KAMI
Jl. Prof. Dr. Ida Bagus Mantra No.99, Negari, Kec. Banjarangkan, Kabupaten Klungkung, Bali 80752
(0366) 5684001/5584000
grhabhaktimedika@gmail.com
Copyright © 2025 RSU. Grha Bhakti Medika.
Kontak Reservasi
WA : 0821-4607-8245 - (Front Office)